Tujuan pendidikan islam menurut Az-Zarnuji
adalah: beramal dan menyebarkan
ilmu. Ini bisa kita baca di muqaddimah kitabnya itu.
a.
Menghapus kebodohan[1]
Menurut Az-Zarnuji bahwa tujuan pendidikan
Islam itu yaitu untuk Mendapatkan Ridha Allah, Kebahagian akhirat, Menghilangkan kebodohan yang ada pada diri kita dan juga
pada orang sekitar kita, Menyebarkan dan
mengabadikan islam diatas muka bumi.
b.
Mengenal Rukun Islam
Seorang muslim harus mengetahui bagaimana
beribadah kepada Allah sebagai Khaliqnya, sehingga ibadah itu sesuai dengan apa
yang perintahkan. Ibadah yang tidak didasari dengan pengetahuan yang baik dan
benar maka ibdah tersebut akan ditolak. Jadi seorang muslim harus belajar
segala yang menyangkut dengan persoalan ibadahnya, baik yang diperlukan
sekarang(hari ini) atau yang diperlukan nantinya(besok).[2]
Hadits Rasulullah Alaihi Shalatu Wassalam:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ[3]
Artinya: “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”.
c.
Menjauhkan diri dari kehinaan.
Az-Zarnuji memberikan solusi hidup dengan
konsepnya tentang pendidikan. Kehidupan didunia ini sangatlah
berbelit(complicated), oleh karena itu, mencari ilmu merupakan solusi agar kita
jauh dari berbuat maksiat dan kehinaan. Konsep Az-Zarnuji bahwa seorang manusia
harus hidup didunia dengan kemulian yang sesuai dengan syariat, jauh dari sifat
meminta-minta dan tidak tamak pada harta orang lain.[4]
Ketika seseorang sudah punya ilmu pengetahuan,
maka dia tidak menjadi orang yang hina di dunia dan akhirat.
{يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ }
[المجادلة: 11]
Artinya: “Allah akan meninggikan
orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”.
Maksud dengan hina dan
mulia disini adalah hina menurut pandangan Syariat Islam, bukan menurut
pandangan manusia.
d.
Tujuan sosial.
Az-Zarnuji memberikan
konsep niat itu bukan hanya untuk kepentingan dunia sahaja, dan juga bukan
akhirat sahaja, melainkan menyiapkan seorang muslim untuk kebahagian dunia dan
akhirat. Firman Allah Ta’ala:
{وَابْتَغِ
فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ
الدُّنْيَا } [القصص: 77]
Artinya: “Dan carilah
apa yang di anugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari duniawi”.
e.
Tujuan mencari ilmu bukan untuk mendapatkan Ridha Allah
Bila
seorang menuntut ilmu bertujuan ingin mendapatkan dunia, mendapatkan pekerjaan,
prospek kedepan ingin jadi PNS misalnya atau mendapatkan kesenangan dunia maka
dia jauh dari Rahmat Tuhannya di akhirat nanti. Seperti Hadits Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ
يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ
الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». يَعْنِى رِيحَهَا[5]
Artinya:
“Siapa saja yang belajar bertujuan untuk mendapatkan sesuatu dari dunia,
maka dia tidak akan dapat mencium bau syurga nantinya.”
أن النبي صلى الله عليه و
سلم قال : من طلب العلم لغير الله أو أراد به غير الله
فليتبوأ مقعده من النار .[6]
Artinya:
“Seseorang belajar bukan untuk mendapatkan ridha Allah atau punya tujuan
lain selain mendapatkan ridhanya, maka di hari kiamat tempatnya didalam neraka.”
(Semarang:
Karya Toha Putra, tt), hlm. 10.