Ta’dib lebih kepada
proses pembentukan keperibadian anak didik, lebih kepada penyempurnaan akhlak
dan pembinaannya. Orientasinya lebih fokus kepada pembentukan pribadi muslim
yang mulia (insan kamil). Cakupannya lebih kepada ranah afektif dibandingkan
ranah kognitif dan psikomotorik.[2]
التأديب = التهذيب |
Maka pada ranah ta’dib karakter anak
didik dibina menjadi ushwah bagi teman dan lingkungannya, sehingga tujuan dari
pembelajaran untuk
menciptakan dan melahirkan manusia yang ushwah dan beribadah
kepada Allah Ta’ala. Ta’dib
ini penekanannya tidak hanya ilmu pengetahuan sahaja, akan tetapi lebih menitik
beratkan pada pendidikan manusia seutuhnya (tarbiyatun nafs wa alhkak).[3]
Ta’dib harus mempertimbangkan akhlak, nila vertikal ( حبل من
الله ), dan nilai horizontal ( حبل من
الناس ).
[1] Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir:Kamus Arab – Indonesia
, (Surabaya:
Progressif, 1997), hlm. 13.
(Bandung: Refika Aditama, 2009, hlm.5.