-->

Pages

Thursday, April 10, 2014

Faedah kisah Alqur’an.




Sebenarnya setiap kisah itu punya faedah – faedah sendiri yang banyak, dan tampil beda satu kisah dengan lainya.
a.       Menetapkan Kerasulan Nabi.[1]
Menetapkan kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam merupakan sebuah tujuan yang sangat besar dan penting, dikarenakan Rasulullah Ummi ( buta huruf ), Nabi bukan lahir dalam kelompok ahli kitab, dan juga tidak bergaul dengan mereka ahli kitab, inilah poin penting bahwa apa yang ada pada ahli kitab benar adanya bahwa telah lahir seorang Rasul terakhir dan menjadi penutup para Rasul dan Ambiya, seperti Firman Allah Ta’ala:

مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ  [المائدة/48]
Artinya: Membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu"
تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ  [هود/49]
Artinya: Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.
b.      Mengungkapkan hikmah kisahnya
Alqur’an selalu punya hikmah yang merupakan salah satu faedahnya, karena itulah dalam kisah Alqur’an juga banyak sekali berisi hikmah.
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنَ الْأَنْبَاءِ مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ. حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ [القمر/4، 5]
Artinya:“Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).
c.       Membenarkan para Nabi – nabi terdahulu.[2]
Alqur’an mengungkapkan kebenaran para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan kisah dan juga mengabadikan jejak – jejak para Nabi dan Rasul.
d.      Ilmu merupakan termasuk nikmat yang paling besar.[3]
Seseorang yang berilmu punya derajat khusus yang Allah berikan kepadanya, dan orang yang berilmu adalah orang yang mulia di dunia dan diakhirat. Orang yang diberikan ilmu berarti dia orang yang diberikan kelebihan yang tiada batas.
وَلَقَدْ آَتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ [النمل/15]
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". 
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ  [المجادلة/11]
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

e.       Menjelaskan bahwa Allah Ta’ala akan memenangkan para Nabi dan RasulNYa pada akhirnya.[4]
Allah Ta’ala menyakinkan Nabi Muhammad dalam memperjuangkan dakwah tauhidnya, dan membuat tenang hati Rasulullah atas jaminan kemenangan dari Allah Ta’ala, sehingga tidak gundah dan bersedih dalam menjalankan tugas kerasulannya, sebagaimana dalam ayat dibawah ini:
ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْقُرَى نَقُصُّهُ عَلَيْكَ مِنْهَا قَائِمٌ وَحَصِيدٌ . وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آَلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ. وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ . إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الْآَخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ. [هود/100 - 103]
Artinya: Itu adalah sebahagian dan berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. an begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk).”

b.      Peringatan terhadap orang kafir.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَدَارُ الْآَخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا أَفَلَا تَعْقِلُونَ  [يوسف/109]
Artinya: “Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya?
c.       Menjelaskan keadilan Allah Ta’ala dalam memberi siksaan.[5]
وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آَلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ [هود/101]
Artinya: “Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang.”
d.      Menenangkan hati Rasulullah dan ummatnya
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ  [هود/120]
Artinya: “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”
                                      i.      Menjelaskan dasar – dasar dakwah tauhid
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ  [الأنبياء/25]
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".”



[1] Ibid,.... H. 240.
[2] Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi Ash-shiddieqy, Ilmu – Ilmu Al-quran, ( Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, Cet. 3, 2009 ), H. 180
[3] Saleh bin Thaha abdul Wahed, Albayan min Qishashi Alqur’an, ( Oman: Maktabah Alwathaniyah, 2010 ), h. 544.
[4] Nuruddin, Ulumul ALqur’an Alkarim,… h. 242
[5] Ibid, .... h. 242

Twitter

Lajnah bahtsul masail pesantren MUDI mesra

ANEUK LENPIPA