a. Memberikan Ibrah dan I’dhah.
Alqur’an kadang membuang rincian cerita,
mislanya yang berkenaan dengan nama, tempat, dan ciri – ciri, dikarenakan
Alqur’an mendahulukan pelajaran dari kisah itu sendiri, sehingga manusia tidak
kehilangan maksud dan sendiri.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا
يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى
وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [يوسف/111]
Artinya: “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
Ibrah yang
ada dalam kisah bagi orang yang mendengar, bukan bagi orang yang bantah –
membantah, bagi orang yang ingin mendapatkan hidayah, bukan bagi orang yang
keras kepala.
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ
وَهُوَ شَهِيدٌ [ق/37]
Artinya: “Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang
mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”
b. Menetapkan jiwa dalam berdakwah, dan memberikan ketenangan kepada
Rasulullah, sahabatnya dan juga orang yang beriman yang melakukan dakwah.
Allah Ta’ala
telah menyakinkan orang – orang yang mujahadah yang selalu mendakwahkan agama
tauhid ini didalam Alqur’an dengan mendapatkan balasan syurga dan ridhanya agar
mereka tetap teguh dalam dakwah mereka, seperti firmannya:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ
وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ [هود/120]
Artinya: “Dan
semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”
c.
Menajamkan otak dan pikiran.
Ketika seseorang membaca Alqur’an yang berisi
kisah, maka dia mencoba berpikir dan bekerjalah pikirannya, sehingga dengan
ilhamNYA mencoba untuk mengeluarkan ibrah dan pesan dibalik kisah itu sendiri,
dengan demikian dia mendapat petunjuk ke jalan yang benar.
وَلَوْ شِئْنَا
لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ
كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ
مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ [الأعراف/176]
Artinya: “Dan kalau Kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian
itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.”
وَلَقَدْ آَتَيْنَا
مُوسَى الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِ مَا أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ الْأُولَى بَصَائِرَ لِلنَّاسِ
وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ [القصص/43]
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah
Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi
manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat.”
وَمَا كُنْتَ
بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَكِنْ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا
مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ [القصص/46]
Artinya: “Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa),
tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu
memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada
mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat.”